Keracunan Permen Lunak pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur

Main Article Content

Silvia Novike Arinta
Atik Choirul Hidajah
Nanang Saifudin

Abstract

Latar Belakang: Pada 22 Agustus 2022, 4 siswa sebuah SD di Kecamatan Sukorejo dibawa ke Puskesma dengan keluhan muntah dan sakit perut setelah memakan permen lunak “X”. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kohort retrospective. Wawancara dengan siswa menggunakan kuesioner terstruktur dilakukan untuk mencari siswa yang memiliki gejala mual, sakit perut, pusing, diare, muntah dan menyatakan adanya rasa logam di mulut setelah memakan permen lunak pada tanggal 22 Agustus 2022. Pemeriksaan laboratorium kimia oleh BPOM Surabaya dilakukan untuk mengidentifikasi formalin, timbal, kadmium dan arsen pada permen lunak. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil: Diantara 113 murid yang ada di sekolah, terdapat 25 kasus (attack rate= 73,5%); berjenis kelamin perempuan sebanyak 59.65%; bergejala mual 58.8%, dan mengalami sakit perut 55,9 %. Median masa inkubasi adalah 30 menit. Kurva epidemik berupa common source. Murid yang memakan permen lunak berisiko mengalami keracunan yang signifikan secara statistic (RR=29,41, 95%CI=7.37-117.29). Pada setiap permen lunak seberat 25 mg, terdapat kandungan dalam jumlah sedikit berupa timbal (0,115 mg/kg, standar penyajian: ≤1 mg/kg), kadmium (0,005 mg/kg, standar penyajian: ≤0,5 mg/kg), dan arsen (0,015 mg/kg, standar penyajian: ≤1 mg/kg). Kesimpulan: Kejadian keracunan makanan ini dikaitkan dengan konsumsi permen lunak “X” mengandung bahan kimia. Bahan kimia berbahaya bagi anak-anak. Pemeriksaan laboratorium lebih lanjut diperlukan untuk menemukan bahan kimia lain dari bahan pewarna dan perasa. Direkomendasikan untuk dilakukan sosialisasi pada anak-anak terkait bahaya kandungan bahan kimia dalam permen lunak, maupun makanan lainnya.

Article Details

Section
Articles