IDENTIFIKASI MIKROFILARIA PADA PENDERITA FILARIASIS PASCA PENGOBATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUM BALIBUNGA
Abstract
Latar belakang ; Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematoda yang tersebar di Indonesia. Penyakit ini jarang terjadi pada anak karena manifestasi klinisnya timbul bertahun-tahun kemudian setelah infeksi. Gejala pembengkakan kaki muncul karena sumbatan mikrofilaria pada pembuluh limfe yang biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun setelah terpapar parasit selama bertahun-tahun. Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan massal dengan Diethylcarbamazine Citrate (DEC) dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun. Indonesia akan melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada
tahun 2002 di 5 kabupaten percontohan. Jika ditemukan mikrofilaril rate ≥ 1% pada satu wilayah maka daerah tersebut dinyatakan endemis dan harus segera diberikan pengobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut. Dari data Kemeterian Kesehatan tahun 2010 Provinsi Maluku Utara termasuk pada daerah yang memiliki angka kesakitan akibat mikrofilaria patut menjadi perhatian, karena penyakit ini merupakan penyakit menular. Salah satu daerah di Provinsi Maluku Utara yang harus menjadi perhatian akibat kesakitan filariasis adalah Kota Tidore Kepulauan. Pada tahun 2011 Kota Tidore menjadi daerah endemis filariasis dengan miccrofilarial rate
diatas ≥ 1%, angka standar nasional menggambarkan daerah endemis filariasis. Tujuan ; tujuan penelitian adalah ; untuk memberikan gambaran mikrofilaria yang ditemukan pada sediaan darah penderita filariasis pasca pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rum Balibunga Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan. Metode ; penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif, dimana hasil dari identifikasi mikrofilaria pada penderita filariasis pasca pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rum Balibunga akan digambarkan dalam bentuk jumlah orang dan presentase spesies. Hasil ; pemeriksaan mikrofilaria pada penderita filariasis pasca pengobatan diwilayah kerja Puskesmas Rum Balibunga Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan, dari 20 sampel darah responden yang diidentifikasi tidak ditemukan mikrofilaria didalam darahnya. Kesimpulan ; dari hasil penelitian dapat dikatakan akan terjadi penurunan kasus filariasis, hal ini disebabkan sumber penularan atau penderita filariasis tidak ditemukan mikrofilariasis.