Analisis Penerapan Instrumen Strengths And Difficulties Questionnaire (Sdq) Terhadap Deteksi Dini Kejadian Depresi Pada Remaja

Arsad Suni(1), Damir Umanailo(2), Al Azhar Muhammad(3), Tinneke Aneke Tololiu(4)
(1) Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Ternate, Indonesia,
(2) Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Ternate, Indonesia,
(3) Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Ternate, Indonesia,
(4) Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Ternate, Indonesia

Abstract

Latar Belakang: Perubahan perilaku remaja di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan yang dikategorikan sebagai perilaku berisiko atau perilaku menyimpang. Remaja juga mengalami perubahan drastis, dari keadaan yang bergantung pada orang lain (orang tua) menuju masa yang dituntut untuk dapat mengambil keputusan secara mandiri walupun terkadang mengalami kesulitan dan kebingungan. Tantangan ini berpotensi menimbulkan masalah perilaku dan psikososial dalam kehidupan remaja jika mereka tidak mampu mengatasinya. Tujuan: Menganalisis Penerapan Instrumen Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) terhadap Deteksi Dini Kejadian Depresi pada Remaja di SMA Kota Ternate. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan Analitik Deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), data dianalisis secara univariat yang dinyatakan dalam distribusi frekuensi dan persen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas di kota ternate.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dari 93 responden, bahwa masalah perilaku pro-sosial yang terbanyak adalah responden dengan kategori normal yaitu sebanyak (90,32%), masalah emosional paling banyak responden berada pada kategori normal yaitu sebanyak (61,29%), masalah conduct juga terbanyak pada kategori normal yaitu sebanyak (82,80%), masalah hiperaktivitas juga terbanyak pada kategori normal yaitu (39,7%), namun disusul oleh kategori abnormal sebanyak (34,41%), masalah hiperaktifitas remaja pada proporsi abnormal sebanyak (34,41%), untuk masalah dengan teman sebaya, yang terbanyak proporsinya adalah pada kategori borderline (47,31%), Kesimpulan: Remaja belum memenuhi tugas perkembangan remaja untuk menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin manapun.

Full text article

Generated from XML file

Authors

Arsad Suni
arsadsuni.blues90@gmail.com (Primary Contact)
Damir Umanailo
Al Azhar Muhammad
Tinneke Aneke Tololiu
Copyright and license info is not available

Article Details